Hukum Syar'i Menyebarkan Tulisan Tanpa Ada Nama Penulisnya

0

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, tulisan-tulisan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan menjadi semakin mudah tersebar. Hanya saja tak sedikit tulisan-tulisan tersebut berisi kesesatan yang biasa tersebar dengan cara tidak menuliskan nama penulisnya.

Syaikh Dr. al-Hasan bin ‘Ali al-Kittani hafizhahullah sampai-sampai pernah menyebutkan fenomena ini dalam kitab Mabahits fi al-‘Udzru bil Jahl wa Qiyyamul Hujjah. Beliau berkata,

وكثير من الشباب اليوم يقرأ رسائل أو يدخل لمواقع في الشبكة الدولية لا يعرف شيئا عن أصحابها.

“Banyak pemuda hari ini membaca pesan atau masuk ke dalam situs-situs forum internasional yang tidak diketahui apa pun tentang siapa penanggungjawabnya.” (Mabahits fi al-‘Udzru bil Jahl wa Qiyyamul Hujjah, hlm. 5)

Padahal penyebaran tulisan yang tidak diketahui siapa penulisnya memiliki banyak mudharat dan kemungkaran dari banyak sisi sehingga hukum menyebarkan tulisan, baik itu dalam bentuk buku, gambar, maupun tulisan biasa yang dapat dengan mudah di-copy paste, yang tidak disertai nama penulisnya, penyusunnya, atau sumbernya, utamanya dalam masalah-masalah agama yang membutuhkan pembahasan ilmiah, adalah haram.

Berikut ini beberapa alasan kenapa penyebaran tulisan yang tidak disertai dengan nama penulisnya adalah haram.

1. Menyebarkan tulisan tanpa nama penulisnya merupakan bentuk kebohongan terhadap ilmu dan tidak mensyukurinya.

Hafizh as-Sakhawi rahimahullah berkata,

وصح عن سفيان الثوري أنه قال ما معناه: نسبة الفائدة إلى مفيدها من الصدق في العلم وشكره، وأن السكوت عن ذلك من الكذب في العلم وكفره‎

“Telah sahih dari Sufyan ats-Tsauri bahwasanya beliau berkata yang maknanya adalah menyandarkan faedah kepada yang memberikannya adalah bentuk kejujuran dalam ilmu dan mensyukurinya, sedangkan tidak melakukannya merupakan bentuk dari kebohongan terhadap ilmu dan tidak mensyukurinya.” (al-Jawahir, 1/181)

2. Menyebarkan tulisan tanpa nama penulisnya menghilangkan berkahnya ilmu dan membuat ilmu menjadi tidak bermanfaat.

Imam Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah berkata,

إن من بركة العلم أن تضيف الشيء إلى قائله‎

“Di antara keberkahan ilmu adalah menyandarkan sesuatu kepada orang yang mengatakannya.” (Jami’ Bayanil ‘Ilm wa Fadhlih,  2/922)

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata,

ومن النصيحة أن تضاف الفائدة التي تستغرب إلى قائلها فمن فعل ذلك بورك له في علمه وحاله ومن أوهم ذلك وأوهم فيما يأخذه من كلام غيره أنه له فهو جدير أن لا ينتفع بعلمه ولا يبارك له في حال. ولم يزل أهل العلم والفضل على إضافة الفوائد إلى قائلها نسأل الله تعالى التوفيق لذلك دائما.‎

“Termasuk dari nasihat adalah menyandarkan faedah baru kepada orang yang mengatakannya. Barang siapa yang melakukannya, maka dia akan diberkahi dalam ilmu dan keadaannya. Barang siapa yang menyamarkannya ketika ia mengambil perkataan orang lain seolah-olah bersumber langsung darinya, maka ia tidak akan mendapat manfaat dari ilmu tersebut  dan juga tidak diberkahi kondisinya. Para ulama dan pemilik keutamaan selalu menyandarkan faedah kepada orang yang mengatakannya. Kita memohon kepada Allah Ta’ala hidayah taufik untuk mengamalkan hal itu selalu.” (Bustanul ‘Arifin,  1/16)

3. Menyebarkan tulisan tanpa nama penulisnya menyelisihi sunah dan perbuatan salaf.

Syaikh ‘Abdullah bin Muhammad al-‘Imrani rahimahullah berkata,

ومن ينادي بنشر الكتب بغير أسماء فقد نادي بغير السنة وسيرة السلف؛ ففضل العلم أن ينسب إلى أهله بل هو بغير معرفة أهله لا قيمة له

“Barang siapa yang menyeru untuk menyebarkan tulisan tanpa nama (penulis/penyusunnya), sungguh dia telah menyeru tanpa sunah dan contoh dari salaf. Allah telah memuliakan ilmu dengan mengaitkannya kepada ahlinya, bahkan tanpa pengetahuan akan ahlinya, maka tiada kemulian baginya.” (Dzabbi ‘an Irdhi asy-Syaikh al-Mujahid, hlm. 15)

Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata,

قال أيوب بن المتوكل: كان الخليل إذا أفاد إنسانا شيئا، لم يره بأنه أفاده، وإن استفاد من أحد شيئا، أراه بأنه استفاد منه.‎

قلت: صار طوائف في زماننا بالعكس.‎

“Ayyub bin al-Mutawakil berkata, ‘Adalah al-Khalil apabila memberi faedah sesuatu kepada seseorang, ia tidak memperlihatkan bahwa ialah yang memberikan faedah. Apabila ia mendapat faedah sesuatu dari seseorang, maka ia memperlihatkannya bahwa telah mendapatkan faedah darinya.’

Saya katakan, sekelompok manusia pada zaman kita sekarang ini keadaannya telah terbalik dari demikian.” (Siyar Alam an-Nubala‘, 31).

4. Menyebarkan tulisan tanpa nama penulisnya sangat berbahaya karena membuka pintu terjadinya tahrif (penyelewangan) dari yang dimaksud oleh penulis aslinya.

Syaikh ‘Abdullah bin Muhammad al-‘Imrani rahimahullah berkata,

فإذا لم تعرف صاحب العلم اسمه وترجمته وسيرته فكيف تدرك أنه خبير بالرحمن أم جاهل به, بل إن نشر العلم من غير أسماء كتابه؛ باب ليطعن في الدين من طعن وليحرفه ويزيد وينقص فيه المبطلون، فنحن أمة الأسانيد وهذه خاصية لنا، فبغير إسناد يقول من شاء ما شاء، ولذلك لحرفت التوراة والإنجيل، لأنها كتبت وقلت بغير أسانید وبغير أسماء النقال، فدخل فيها التحريف، وأما القرآن والسنة فقد حفظهما الله -جل شأنه - بالأسانيد؛

“Lalu bagaimana apabila shahibul ’ilmi (ahli ilmu) tidak kamu ketahui namanya, biografinya, dan sirahnya, kamu akan tahu bahwa dia mengetahui tentang ar-Rahman atau jahil tentang-Nya. Bahkan penyebaran ilmu tanpa disebut nama penulisnya merupakan pintu bagi siapa yang ingin mencacat agama ini, mengubahnya, menambah, dan menguranginya yang dilakukan oleh orang-orang yang sesat. Kita adalah umat yang (menjaga) rantai sanad dan ini merupakan kekhususan (yang mulia) yang dimiliki umat ini. Tanpa sanad, seseorang bisa berkata sekehendak dirinya. Dengan itulah Taurat dan Injil dirubah karena ia ditulis dan dicatat tanpa rantai sanad dan tanpa nama para pencatatnya, maka masuklah padanya penyelewengan. Adapun Alquran dan sunah, sungguh keduanya telah dijaga oleh Allah Jalla Sya’nuh dengan rantai sanad.” (Dzabbi ‘an Irdhi asy-Syaikh al-Mujahid, hlm. 15)

5. Tulisan yang tidak diketahui nama penulisnya bisa jadi ditulis oleh orang-orang yang sesat.

Syaikh ‘Abdullah bin Muhammad al-‘Imrani rahimahullah berkata,

ومن دعا إلى نشر الكتب بغير أسماء مصنفيها فهو مبتدع مخالف لسبيل المؤمنين والعمل السلف وأهل العلم قاطبة، لا نعلم في ذلك خلاقا؛ فما يدري القارئ للكتاب المجهول مؤلفه أن يكون كاتبه رافضيا أو يهوديا أو نصرانيا.

“Barang siapa yang menyeru untuk menyebarkan tulisan tanpa nama penyusunnya, maka dia Ahlul Bid‘ah yang menyelisihi jalan kaum mukminin, menyelisihi perbuatan para salaf dan ulama, tanpa terkecuali. Kami tidak mengetahui adanya perselisihan dalam hal ini. Begitulah, karena pembaca tulisan yang tidak diketahui penulisnya tidak akan tahu kalau penulisnya itu Rafidhah atau Yahudi atau Nashrani.” (Dzabbi ‘an Irdhi asy-Syaikh al-Mujahid, hlm. 16)

Padahal umat Islam diperintahkan untuk berhati-hati dalam mengambil ilmu. Umat Islam diperintahkan untuk mengambil ilmu kepada ahlinya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

والرحمن فاسأل به خبيراه

“Dialah Yang Maha Pengasih, maka tanyakanlah (tentang-Nya) kepada orang yang mengetahui.” (QS. al-Furqan: 59)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman,

فَٱسْأَلُواْ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنْتُم لاَ تَعْلَمُونَ

“Maka bertanyalah kepada orang yang memiliki pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. an-Nahl:43)

Imam Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata,

ﺇﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺩﻳﻦ ﻓﺎﻧﻈﺮﻭﺍ ﻋﻤﻦ ﺗﺄﺧﺬﻭﻥ ﺩﻳﻨﻜﻢ

“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya)

Syaikh Dr. Muhammad bin Rizq ath-Tharhuni hafizhahullah berkata,

لاتلتفتوا لأحد يتكلم في شيء من الدين من غير العلماء

“Jangan hiraukan seorang pun yang berbicara suatu perkara dalam masalah agama yang bukan dari ulama (yang tidak ada ulamanya).”

Syaikh Dr. al-Hasan bin ‘Ali al-Kittani hafizhahullah dalam kitab Mabahits fi al-‘Udzru bil Jahl wa Qiyyamul Hujjah membuat bab,

التحذير من الأخذ عن كتب مجهولة المؤلفين:

“Tahdzir dari mengambil ilmu dari tulisan yang tidak diketahui penulisnya.”

Syaikh al-Kittani kemudian berkata di dalamnya,

اعلم، رحمك الله، أن مسائل الدين لا تؤخذ إلا عن أئمة الإسلام الكبار الذين لهم قدم صدق في الإسلام وعرفت سيرهم وزكاهم الخاص والعام.

“Ketahuilah, semoga Allah merahmati kamu, bahwasanya ilmu agama tidaklah diambil, kecuali dari para imam besar yang mereka telah dikenal kejujurannya dalam Islam, sirah mereka diketahui, dan mereka mendapat pujian baik secara khusus maupun secara umum.”

Sampai perkataan beliau,

ولذلك حذر علماؤنا، رحمهم الله، من الأخذ عن الكتب دون معرفة أصحابها،

“Oleh karena itu, para ulama kita rahimahumullah memperingatkan untuk tidak mengambil ilmu dari tulisan yang tidak diketahui penulisnya.” (Mabahits fi al-‘Udzru bil Jahl wa Qiyyamul Hujjah, hlm. 5)

Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata ketika membicarakan hadis-hadis yang tidak jelas sumbernya,

وكثيرا ما يجئ الحديث في كتب الفقه والتفسير مبهما، لا يعرف من أخرجه إلا من اطلع على كتب الحديث، فيبقى من لا خبرة له بذلك حائرا، لا يعرف الصحيح من السقيم، ومعرفة ذلك علم جسيم،

فلا يقبل منه الاحتجاج به، ولا الاستدلال حتى يضيفه إلى من خرجه من الأئمة الأعلام، والثقات المشاهير من علماء الإسلام. ونحن نشير إلى جمل من ذلك في هذا الكتاب.‎

“Kebanyakan hadis yang datang di dalam kitab-kitab fikih dan tafsir yang disebutkan secara tidak jelas, tidak diketahui siapa yang mengeluarkannya, kecuali ada yang meneliti kitab-kitab hadis, maka hal ini membuat orang yang tidak berpengalaman dalam perkara tersebut bimbang dan tidak mengetahui hadis shahih dan yang berpenyakit, sedangkan mengetahui yang demikian itu ilmunya sangat luas.

Oleh karena itu, hujah dan berdalil dengannya tidak akan diterima sampai menyandarkannya kepada siapa yang mengeluarkannya dari imam-imam yang mumpuni dan orang-orang yang terpercaya dan dikenal dari kalangan ulama Islam dan kami mengisyaratkan kepada itu semua di dalam kitab ini.” (Tafsir al-Qurthubi, 1/3)

Wallahul muwwafiq. [MFA]

Semarang, 13 Agustus 2021

Referensi:
1. Mabahits fi al-‘Udzru bil Jahl wa Qiyyamul Hujjah oleh Syarif Abu Muhammad al-Hasan bin ‘Ali al-Kittani al-Hasani.
2. Dzabbi ‘an Irdhi asy-Syaikh al-Mujahid Abi Ya‘qub al-Maqdisi terbitan Muassassah at-Turats al-‘Ilmi.
3. KUA Sunnah oleh Abu Salik.
4. Artikel “Menyandarkan Faedah kepada Pemiliknya” oleh Abu Fudhail ‘Abdurrahman bin ‘Umar.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Oke !) #days=(30)

Situs kami menggunakan cookies untuk meningkatkan kualitas situs kami.
Accept !
To Top